UNTUK menaklukkan Jakarta di Pilkada 2012, konsultan politik harus memahami peta demografi ibu kota sehingga hasil yang diinginkan dapat diwujudkan. Chief Executive Officer PolMark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah, yang pernah menjadi konsultan politik Joko Widodo-Basuki T Purnama, menjelaskan strategi demografinya.
Strategi demografi, yang berdasarkan kelurahan ini, dibuat agar kampanye Jokowi-Ahok lebih efisien dan tidak sia-sia. Pertama adalah kelurahan yang Daftar Pemilih Tetap (DPT)-nya paling banyak. "Kedua, Kelurahan yang kepadatan penduduknya di atas rata-rata," katanya di Jakarta, Senin (24/9). Menurutnya, akan lebih efisien berkampanye bila, misalnya, ada enam orang pe KK.
Ketiga adalah, Kelurahan yang mempunyai konsentrasi golput pada Pilkada 2007. Pilkada kala itu diikuti oleh Fauzi Bowo-Prijanto versus Adang Dorodjatun-Dhani. "Jumlah golput saat itu mencapai 2,1 juta orang," katanya. Mereka inilah yang kemungkinan dapat dipengaruhi untuk memilih.
Keempat, Kelurahan dengan konsentrasi orang miskin di Jakarta menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Desember 2011. Kelima, Kelurahan dengan mempunyai penduduk dari kalangan pekerja. Biasanya di sekitar kawasan industri.
Selain itu disasar juga Kelurahan yang mempunyai konsentrasi terbanyak orang Jawa. "Karena populasi orang Jawa yang terbanyak di Jakarta," katanya. Dan yang ketujuh, Kelurahan yang mempunyai konsentrasi agama yang majemuk.
Dari tujuh kriteria itu, diwarnai berdasarkan prioritasnya. Prioritas pertama berwarna hijau. "Biasanya kelompok ke atas yang kemungkinan memilih Jokowi atau Faisal," katanya. Kemudian warna kuning untuk prioritas kedua yang masih dapat dikelola dan warna merah untuk kelurahan yang diabaikan karena sudah dipastikan menjadi basis pemilih Foke.
"Dari 77 yang dikategorikan sebagai prioritas pertama, hasilnya 70 dimenangkan," katanya memamerkan keakuratan survei yang dilakukan lembaga konsultan politik itu.
http://www.jurnas.com/news/72027/Jitu,_Strategi_Demografi_Konsultan_Politik_Tim_Jokowi-Ahok/1/Ibu_Kota/Balai_Kota
Strategi demografi, yang berdasarkan kelurahan ini, dibuat agar kampanye Jokowi-Ahok lebih efisien dan tidak sia-sia. Pertama adalah kelurahan yang Daftar Pemilih Tetap (DPT)-nya paling banyak. "Kedua, Kelurahan yang kepadatan penduduknya di atas rata-rata," katanya di Jakarta, Senin (24/9). Menurutnya, akan lebih efisien berkampanye bila, misalnya, ada enam orang pe KK.
Ketiga adalah, Kelurahan yang mempunyai konsentrasi golput pada Pilkada 2007. Pilkada kala itu diikuti oleh Fauzi Bowo-Prijanto versus Adang Dorodjatun-Dhani. "Jumlah golput saat itu mencapai 2,1 juta orang," katanya. Mereka inilah yang kemungkinan dapat dipengaruhi untuk memilih.
Keempat, Kelurahan dengan konsentrasi orang miskin di Jakarta menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Desember 2011. Kelima, Kelurahan dengan mempunyai penduduk dari kalangan pekerja. Biasanya di sekitar kawasan industri.
Selain itu disasar juga Kelurahan yang mempunyai konsentrasi terbanyak orang Jawa. "Karena populasi orang Jawa yang terbanyak di Jakarta," katanya. Dan yang ketujuh, Kelurahan yang mempunyai konsentrasi agama yang majemuk.
Dari tujuh kriteria itu, diwarnai berdasarkan prioritasnya. Prioritas pertama berwarna hijau. "Biasanya kelompok ke atas yang kemungkinan memilih Jokowi atau Faisal," katanya. Kemudian warna kuning untuk prioritas kedua yang masih dapat dikelola dan warna merah untuk kelurahan yang diabaikan karena sudah dipastikan menjadi basis pemilih Foke.
"Dari 77 yang dikategorikan sebagai prioritas pertama, hasilnya 70 dimenangkan," katanya memamerkan keakuratan survei yang dilakukan lembaga konsultan politik itu.
http://www.jurnas.com/news/72027/Jitu,_Strategi_Demografi_Konsultan_Politik_Tim_Jokowi-Ahok/1/Ibu_Kota/Balai_Kota
No comments:
Post a Comment