
Pelajaran pertama, katanya, semakin lemahnya demokrasi elitis yang dimaknai sebagai demokrasi yang didominasi oleh partai dengan demokrasi partisipatoris, yang diwarnai oleh keterlibatan rakyat. "Demokrasi partisipatoris melemahkan demokrasi elitis partai," katanya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (30/9).
Menurutnya, kemenangan Jokowi-Ahok dalam Pilkada 2012 membuktikan mata rantai elit dapat dipangkas oleh demokrasi partisipatoris ini.
Hal kedua, kata dia, adalah lahirnya demokrasi bottom up yang lebih mengemuka. "Ada peluang yang sangat besar pada ide dan gagasan," katanya.
Menurutnya, hal ini membuat rakyat lebih memahami apa kekurangan dan kelebihan pasangan yang berkompetisi. Sementara ide dan gagasan yang dianggap negatif menjadi tidak laku.
Perkembangan lainnya adalah masyarakat, kata dia, sekarang ini tidak bisa lagi dapat dengan mudah 'diatur' oleh partai politik khususnya oleh elit partai. "Pilkada DKI 2012 memperkuat masarakat sipil, " katanya.
Selain itu, kata dia, mitos bahwa birokrasi akan berpihak pada pasangan tertentu dalam Pilkada terbukti tidak benar. "Terlihat dari pergeseran pilihan birokrasi pada putaran kedua," katanya.
Siti Zuhro juga menyoroti masih adanya gejala politisasi gugatan oleh tim sukses tertentu dalam memuluskan kemenangan calonnya. "Kalau pasangan Fauzi Bowo dan Nachrawi Ramli yang menang di putaran pertama sudah dipastikan akan banyak gugatan, begitu juga bila pasangan ini akhirnya memenangkan putaran kedua, gugatan akan lebih banyak lagi," katanya.
Menurutnya, KPUD harus mengantisipasi hal ini dengan perbaikan DPT, Pemberian hak pilih yang baik dan perbaikan lainnya yang berpotensi digugat, agar tidak disandera oleh politisasi gugatan salah satu calon.
Pelajaran berikutnya, menurut Siti Zuhro, adalah mengemukanya peran media yang begitu besar. "Peran media televisi dalam memunculkan tokoh mereka kepada pemirsa sangat luar biasa, ini mampu menghipnotis masyarakat dengan tokoh yang diperkenalkan," katanya.
Pelajaran terakhir adalah sikap Fauzi Bowo yang legowo dengan kekalahannya. "Ada kematangan calon di Pilkada DKI 2012, pernyataan Foke dalam memberikan ucapan selamat kepada pasangan Jokowi-Ahok, sangat berkontribusi dengan penciptaan keamanan di Jakarta," katanya.
Menurutnya, hal ini jarang terjadi di berbagai daerah lain di Indonesia, saat ketidakpuasan salah satu calon memunculkan amuk massa pendukungnya.
http://www.jurnas.com/news/72496/Siti_Zuhro:_Mari_Belajar_dari_Pilkada_DKI_Jakarta/1/Ibu_Kota/Metropolis
No comments:
Post a Comment