![]() |
Sumber: Inilah.com |
OPINI | Presiden Susilo Bambang Yudhoyono baru-baru ini menerima gelar pendekar 'Knight Grand Cross' yang artinya Ksatria Salib Agung dari Inggris.
Penobatan ini sedikit memicu polemik walau secara normatif pemberian gelar kepada kepala negara lain oleh sebuah negara merupakan penghargaan diplomatik yang sudah biasa dilakukan.
Namun, nama 'Ksatria Salib Agung' memicu kontroversi mengingat trauma perang atau konflik agama yang berhubungan dengan 'Salib'. Sebuah perang abda perengahan menggunakan nama ini dan ini menjadi masa lalu umat-umat beragama yang cukup kelabu.
Walaupun begitu, gelar ini sebenarnya baru muncul belakangan dan tidak ada hubungannya dengan perang abad pertengahan itu. Beberapa tokoh dari dunia Islam telah menerima penghargaan ini sebagian diantaranya adalah cucu Nabi Muhammad SAW.
Misalnya, Abdullah I bin al-Hussein, Raja Yordania [‘Abd Allāh ibn al-Husayn] (lahir bulan February 1882 – 20 July 1951) (bahasa arabnya) عبد الله الأول بن الحسين dilahirkan di Mekkah, Hejaz, Kekhalifahan Utsmaniah alias Ottoman Empire, (sekarang bernama Saudi Arabia) merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari ayah bernama Sherif Hussein bin Ali, bergelar Sharif atau Emir Mekkah alias penguasa Mekkah. Dia mendapatkan gelar sebagau Ksatria Salib Agung pada tahun 1920 dari GBE (Great Britain Empire).
Sementara itu, cucunya Abdulah II yang sekarang menjadi Raja Yordania juga menerima gelar Ksatria Salib Agung dari Italia, dengan nama Knights Grand Cross with Collar of the Order of Merit of the Italian Republic.
Nama lainnya adalah Khalifa bin Harub dari Zanzibar, yang merupakan salah satu Sultan di Tanzania. Dia mendapatkan gelar Ksatria Salib Agung pada tahun 1939 bahkan gerlar yang sama tapi dari ordo lain juga diterimanya. Lihat sejarah Kesultanan Zanzibar di sini.
Di Asean, bukan Indonesia saja yang menerima gelar yang baru ada tahun 1917 ini. Sultan Johor, Sultan Ibrahim Iskandar Al-Masyhur ibni Abu Bakar atau Sultan Ibharim II juga menerima penghargaan yang sama saat Malaysia masih berada di tangan penjajahan Inggris. Presiden Turki Abullah Gul juga pernah menerima penghargaan seenis ini. Lihat daftar penerima lainnya di sini.
Tulisan ini tidak dibuat untuk justifikasi gelar Pendekar Ksatria Salib Agung tersebut karena para cucu Nabi Muhammad SAW juga menerimanya, tapi patutlah dipahami bahwa ini merupakan sebuah penghormatan sesama petinggi negara Indonesia dan Inggris. Adalah sesuatu yang tidak perlu dan tak bermanfaat untuk mengobok-obok sentimen beragama umat tertentu, baik oleh politisasi oleh tokoh umat itu sendiri maupun dari luar, terlepas dari kekurangpengertian publik untuk menciptakan suasana kebencian. Peace..
No comments:
Post a Comment