PRESIDEN Perancis, Francois Hollandes melakukan pertemuan dengan pimpinan perusahaan ArcelorMittal setelah seorang menteri menyarankan pemilik perusahaan baja tersebut harus diusir dari Perancis.
Pembicaraan ini dilakukan menyusul makin dekatnya tenggat waktu pada hari Sabtu mendatang bagi Mittal, pengusahaa kelahiran India yang menjadi pemiliknya, untuk mencari pembeli pabriknya yang terletak di Florange, sebuah desa industri baja di Perancis.
Hollande bertemu dengan CEO, Laksmi Mittal pada Selasa lalu untuk membahas masalah tersebut. Hollande mengatakan pihaknya mempertimbangkan nasionalisasi pabrik tersebut untuk menyelamatkannya.
"Ini merupakan bagian dari tema diskusi," katanya sebagaimana dilansir Zeenews.com, Rabu (28/11).
Sebuah pernyataan dari kantor kepresidenan mengatakan Hollande "meminta diskusi antara negara dan perusahaan terus dilakukan" sampai hari Sabtu mendatang, untuk mencari investor baru bagi pabrik tersebut.
Kementerian Pemulihan Industri, Perancis, Anrnaud Montebourg minggu ini, menuduh perusahaan multinasional tersebut telah berbohong kepada pemerintah untuk menutup pabrik tersebut yang dapat mengancam 600 karyawannya kehilangan pekerjaaan.
Menteri kemudian berusaha untuk meredam komentarnya, mengatakan kepada wartawan bahwa kehadiran ArcelorMittal di Perancis "tidak dalam bahaya." Sebelumnya Menteri tersebut dilaporkan mengatakan kepada harian Prancis, "Kami tidak ingin ArcelorMittal di Perancis lagi, karena mereka tidak menghormati Perancis." Dia juga menuduh perusahaan ini tidak pernah menghormati komitmennya di Perancis.
Dia menjelaskan, bahwa strategi dan metode yang diambil Mittal-tidak menghormati metode Perancis- yang menjurus kepada pemerasan dan ancaman kepada pemerintah. "Para pekerja di perusahaan akan mengawasi setiap perkembangan kecil seperti elang, Mittal!," kata seorang pekerja sebagaimana dilansir thehindu.com.
Setelah berusaha keras untuk men-takeover Arcelor tahun 2006, Mittal sudah dua kali menutup pabrik itu, yang menurutnya bertujuan untuk mengurangi overkapasitas produk dan karyawannya. Beberapa pembeli sudah antri untuk membelinya daripada 'dimatikan' oleh Mittal, tapi ditolak oleh konglomerat India tersebut.
Dia pernah dipanggil oleh presiden Perancis mengenai kasus itu, dan dia berjanji untuk mencari pembeli bagi salah satu pabriknya. Janji itu tidak pernah ditepati, sampai akhirnya dibuatkan tenggat waktu yang dibalas oleh Mittal dengan mengancam balik pemerintah, akan menutup semua pabriknya di Perancis. Taktik ini dinilai sebagai strategi Mittal untuk melumat pabrik-pabrik baja di Perancis (predatory tactics) untuk memonopoli sektor tersebut.
Mittal dikabarkan sangat terkejut dengan ketegasan pemerintah yang akan menasionalisasi pabrik tersebut, sesuai dengan ketentuan undang-undang yang ada, karena perusahaan tersebut terdaftar di Perancis dan dianggap sebagai bagian dari perusahaan Perancis. Perancis dan Eropa saat ini masih dirundung krisis ekonomi sehingga pemerintahnya berjuang keras agar pemain asing tidak mengambil keuntungan dari krisis tersebut yang akan membuat kondisi semakin parah.
Sumber
No comments:
Post a Comment