• Breaking News

    Friday, November 30, 2012

    Wah.. Indonesia Pernah Miliki Cadangan Emas 57.150 ton



    KITA layak berbangga saat ini bahwa cadangan emas Bank Indonesia per Desember 2011 mencapai 68 ton. Sanking banyaknya, emas ini hanya dapat diangkut oleh tujuh truk Fuso yang berkapasitas 10 ton. Tapi ternyata, Indonesia dilaporkan pada jaman Belanda pernah mempunyai cadangan emas sebesar 57.150 ton. Benarkah?

    Informasi ini setidaknya diketahui dari dokumen Collective Agreement 'Green Hilton Buiding Memorial Geneva' yang ditandatangani pada 14 November 1963 di Swiss. Di dokumen tersebut tertera tanda tangan Mr. Soekarno, Mr. Sri Sultan HB IX, Mr. Soewarno Mr. Chaoirul Fatollah, dan Mrs. Sarinah, yang disetujui oleh Soekarno selaku Presiden Rebublik Indonesia, John F. Kennedy selaku Presiden Amerika Serikat, dan William Vouker dari Suisse Swiftzerland.

    Belum dapat dipastikan keaslian dokumen yang beredar di beberapa media sosial ini, tapi di situ disebutkan adanya cadangan emas Indonesia sebesar 57.150 ton. Diceritakan, pada saat Indonesia merdeka, 18 kesultanan menyerahkan cadangan emasnya kepada negara Indonesia yang baru merdeka sebagai modal awal.

    Namun, diperkirakan cadangan emas sekitar 188 kesultanan dan kerajaan lainnya telah terlanjur dibawa ke Belanda karena memang sebelumnya disimpan di bank milik pemerintah Belanda, yang memerintah berdasarkan prinsip Gold, Glory dan Gospel, itu. Sialnya, Belanda kalah oleh Jerman pada Perang Dunia II dan emas itu menjadi milik Jerman yang disimpan Bank Juchrigh-Jerman. Negara ini kemudian dikalahkan oleh sekutu dan emas tersebut diboyong pula ke AS sebagai rampasan perang. Sulit untuk memastikan kepemilikan benda tersebut yang sudah berpindah tangan beberapa kali.

    Kalaupun informasi ini benar, angka tersebut sangat fantastis mengingat sampai sekarang total cadangan devisa emas negara-negara dunia baru mencapai 34.913,7 ton dengan AS sebagai pemilik terbesar dengan cadangan emas di banknya sebesar 8.133,5 ton. Dan tentunya ini belum termasuk dengan bilangan emas yang sudah dijadikan perhiasan atau batangan yang dimiliki publik. Angka ini semakin tidak masuk akal pula, mengingat jumlah cadangan emas di bumi ini sejak jaman kuno sampai sekarang diperkirakan hanya 170.000 ton.

    Terlepas dari dokumen itu, benarkah Indonesia dari dahulu kala sudah kaya dan mempunyai cadangan emas melimpah? Hal itu bisa terlihat pada tanggal 16 Juni 1948 di Hotel Kutaraja, Presiden Soekarno melalui Djuned Yusuf dan Said Muhammad Alhabsji, dengan gampang berhasil mengumpulkan sumbangan dari rakyat Aceh setara dengan emas 20 kg yang kemudian dibelanjakan untuk membeli pesawat Dakota RI-001 Seulawah (Gunung Emas).

    Selain itu, coba lihat tingkah para raja Sriwijaya dan beberapa raja nusantara yang dituliskan oleh pedagang maupun pelancong asing. Salah satu contohnya adalah catatan Sulayman, seorang pedagang Arab, mengenai Sriwijaya pada tahun 851 M. Raja yang memerintah saat itu, kata dia, mempunyai kebiasaan yang aneh; membuang sebatang emas ke muara sungai setiap paginya sebagaimana dituliskan dalam buku yang disusun Anthony Reid, 'Sumatera Tempo Doeloe, Dari Marco Polo sampai Tan Malaka', Penerbit Komunitas Bambu 2010.

    Dia mencatat, "Di hadapan raja, pelayan tersebut akan melemparkan batangan emas tersebut ke danau. Pada saat air pasang, air danau akan menutupi batangan emas tersebut serta batangan-batangan emas yang sudah berada dalam talag (muara itu sebelumnya)...Raja akan memperhatikan batangan-batangan emas tersebut sambil duduk di aula besar yang menghadap ke danau. Kebiasaan ini terus dipertahankan tanpa pernah terlewatkan; setiap hari, sebatang emas akan dilemparkan ke danau".

    Gaya menghambur-hamburkan emas seperti tulisan di atas itu menunjukkan Indonesia merupakan negara yang super kaya sejak dahulu kala. Saat ini saja, 68 ton cadangan devisa dalam bentuk emas Indonesia di atas itu hanya senilai Rp33,51 triliun. Namun di lain sisi, dalam tiga tahun mendatang Indonesia diperkirakan akan terus membakar uang senilai Rp1.000 triliun untuk subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sering salah sasaran. Angka itu sama dengan 30 kali 68 ton cadangan emas saat ini dan itu masih lebih tinggi dari nilai total cadangan emas Papua yang dimiliki PT Freeport sebesar Rp 423,9 triliun.

    Sumber

    No comments:

    Post a Comment

    loading...


    Aneka

    Tentang Kami

    Www.TobaPos.Com berusaha menyajikan informasi yang akurat dan cepat.

    Pembaca dapat mengirim rilis dan informasi ke redaksi.dekho@gmail.com

    Indeks Berita