Tobapos -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan, Pemerintah mendukung penuh kegiatan yang digelar Jamiyyah Ahlith Thariqah Al-Mutabarah An-Nahdliyyah (Jatman).
"Beberapa waktu lalu, saya bertemu dengan Habib Lutfi Pekalongan, berdiskusi dan melihat, kegiatan-kegiatan Jatman sangat positif dan dibutuhkan masyarakat," terang Menag saat membuka kegiatan Bahsul Masail, Istighasah dan Pengajian Akbar yang diselenggarakan Jatman Provinsi Jawa Tengah, di Pelataran Pondok Pesantren An-Nawawi, Berjan, Purworejo Jawa Tengah, Sabtu (07/11) siang.
"Saya melihat, thariqah adalah sebuah cara bagaimana umat Islam, berhubungan dengan Allah Swt. Bagaimana kita memposisikan Allah sebagai sang Khaliq, di mana, kita mampu menjalankan amanah kekhalifahan kita di satu sisi, di sisi lain, kita tidak melepaskan diri dari kehambaan kepada Allah Swt," tambahnya.
Menag menilai, para guru dan kiai, melalui Thariqah, menjalankan Islam agar selaras dengan kondisi ke-Indonesiaan. Para guru dan kiai tetap merawat dan memelihara tradisi Indonesia yang baik, untuk kemudian melakukan inovasi. Bahkan, mereka mampu melahirkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat dan sesuai dengan kekinian.
Di hadapan ribuan para kiai dan masyarakat thariqah, Menag kembali mengingatkan bahwa meski penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam, namun bukanlah Negara yang berdasarkan agama, juga bukan Negara sekular. Indonesis, menurut Menag adalah Negara yang masyarakat yang kehidupannya sarat dengan nilai-nilai agama. "Apa pun agamanya, masyarakat kita adalah masyarakat yang religius," tegas Menag.
"Hanya agama, yang mempunyai kemampuan memberi pemahaman kepada kita tentang arti kemanusiaan; memanusiakan manusia, toleransi, cinta sesama, cinta Tanah Air dan lain sebagainya. Agama diejawantahkan, diimplementasikan dalam rangka agar Rahmatan Lil Alamain, bisa terwujud," tukasnya.
Ikut hadir dalam kesempatan tersebut, Dirjen Bimas Islam Machasin, Kakanwil Kemenag Jawa Tengah Ahmadi, dan Kakanwil Kemenag DIY. Kegiatan yang diadakan tiap 6 bulan sekali tersebut dihadiri lebih dari 2 ribu masyarakat Thariqah se-Jawa Tengah, yang berada dalam naungan Nahdlatul Ulama. (adm)
"Beberapa waktu lalu, saya bertemu dengan Habib Lutfi Pekalongan, berdiskusi dan melihat, kegiatan-kegiatan Jatman sangat positif dan dibutuhkan masyarakat," terang Menag saat membuka kegiatan Bahsul Masail, Istighasah dan Pengajian Akbar yang diselenggarakan Jatman Provinsi Jawa Tengah, di Pelataran Pondok Pesantren An-Nawawi, Berjan, Purworejo Jawa Tengah, Sabtu (07/11) siang.
"Saya melihat, thariqah adalah sebuah cara bagaimana umat Islam, berhubungan dengan Allah Swt. Bagaimana kita memposisikan Allah sebagai sang Khaliq, di mana, kita mampu menjalankan amanah kekhalifahan kita di satu sisi, di sisi lain, kita tidak melepaskan diri dari kehambaan kepada Allah Swt," tambahnya.
Menag menilai, para guru dan kiai, melalui Thariqah, menjalankan Islam agar selaras dengan kondisi ke-Indonesiaan. Para guru dan kiai tetap merawat dan memelihara tradisi Indonesia yang baik, untuk kemudian melakukan inovasi. Bahkan, mereka mampu melahirkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat dan sesuai dengan kekinian.
Di hadapan ribuan para kiai dan masyarakat thariqah, Menag kembali mengingatkan bahwa meski penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam, namun bukanlah Negara yang berdasarkan agama, juga bukan Negara sekular. Indonesis, menurut Menag adalah Negara yang masyarakat yang kehidupannya sarat dengan nilai-nilai agama. "Apa pun agamanya, masyarakat kita adalah masyarakat yang religius," tegas Menag.
"Hanya agama, yang mempunyai kemampuan memberi pemahaman kepada kita tentang arti kemanusiaan; memanusiakan manusia, toleransi, cinta sesama, cinta Tanah Air dan lain sebagainya. Agama diejawantahkan, diimplementasikan dalam rangka agar Rahmatan Lil Alamain, bisa terwujud," tukasnya.
Ikut hadir dalam kesempatan tersebut, Dirjen Bimas Islam Machasin, Kakanwil Kemenag Jawa Tengah Ahmadi, dan Kakanwil Kemenag DIY. Kegiatan yang diadakan tiap 6 bulan sekali tersebut dihadiri lebih dari 2 ribu masyarakat Thariqah se-Jawa Tengah, yang berada dalam naungan Nahdlatul Ulama. (adm)
No comments:
Post a Comment