Seperti yang sudah diumumkan saat terjadinya gerhana di China, hal ini bertujuan untuk mengeksplorasi sisi gelap bulan pada tahun 2018 sekaligus meluncurkan dua stasiun luar angkasa--satu pada tahun ini, dan sisanya pada tahun 2022.
Untuk menunjang astronot saat menjelajahi bulan dan membangun infrastruktur yang diperlukan, China sudah mengirimkan rover pada tahun 2013 lalu yang rencananya akan terus digunakan dalam 15 hingga 20 tahun mendatang.
Sayangnya, untuk melaksanakan hal tersebut, China saat ini tidak memiliki roket induk yang cukup kuat untuk menerbangkan kru ke bulan.
Untuk itu, jika tidak membuatnya sendiri, setidaknya mereka harus melakukan apa yang Amerika Serikat (AS) lakukan, yaitu meminta tumpangan kepada Rusia. Atau setidaknya menggunakan Space Launch System (SLS) yang merupakan stasiun shuttle milik AS yang dirancang oleh NASA.
Namun selain itu, tentunya mereka juga harus menyiapkan modul lunar serta pakaian ruang angkasa selama berada di sana.
Berbeda dengan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan Badan Antariksa Eropa (ESA), program luar angkasa milik China ini sangat rahasia, sehingga cukup sulit untuk mengetahui apakah mereka benar-benar bisa melakukan hal tersebut. (cnnindonesia)
No comments:
Post a Comment