![]() |
babe.co.id |
Jika menilik dari jumlah populasi yang ada, Indonesia menyimpan potensi yang sangat besar. Saat ini negeri kita berpenduduk sekitar 259.1 juta. Berdasarkan data yang dihimpun dari We Are Social (2016), pengguna internet Indonesia sekitar 88.1 juta orang dengan pengguna media sosial sebanyak 79 juta.
Sementara itu, jumlah pengakses sosial media dari smartphone sebanyak 66 juta. Yang menarik, jumlah pelanggan seluler yang terkoneksi dengan handphone jauh melebihi populasi yaitu mencapai 326,2 juta. Hal ini karena satu orang bisa memiliki lebih dari satu nomor ponsel. Tentunya ini merupakan angka yang fantastis.
Hasnul Suhaimi, Mantan CEO XL Axiata sekaligus Pembina Indonesia Technology Forum (ITF), mengatakan, Indonesia mempunyai peluang untuk tumbuh sangat cepat dan besar.
"Kebutuhan terbesar adalah dukungan dari pemerintah untuk membangun ekosistem industri digital di Indonesia agar bisa mengatasi ketertinggalan dari negara lain. Penetrasi Internet harus bisa ditingkatkan dengan cepat. Pemerintah juga harus membuka jalan dan memberikan berbagai insentif agar industri digital ini bisa tumbuh dan mendapat akses pendanaan," ujar Hasnul Suhaimi, dalam siaran persnya, Minggu (1/5).
Berkembangnya industri digital juga tidak lepas dari fasilitas infrastruktur yang memadai. Dalam hal ini, pemerintah melalui Kementerian Kominfo cukup sigap dengan proyek pembangunan infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik nasional demi pemerataan akses pitalebar (broadband) yang diberi nama Palapa Ring. Proyek ini melayani 57 kabupaten/kota di Indonesia dengan total panjang 11.000 km dan diproyeksikan akan selesai pada akhir 2018.
Direktur/Chief Services Management Officer XL, Yessie D. Yosetya, mengatakan, 4G LTE merupakan kunci utama dari strategi XL untuk tetap menjadi yang terdepan dalam penyediaan layanan internet mobile guna memenuhi kebutuhan pelanggan terhadap layanan Internet kecepatan tinggi.
"Selama kuartal pertama tahun 2016, XL telah membangun 3.286 BTS 4G, dengan cakupan mencapai lebih dari 36 kota/wilayah di Indonesia. Di kuartal pertama 2016, traffic layanan data tumbuh 94 persen yoy, dengan total pengguna layanan Data mencapai 22,8 juta atau 54 persen dari total jumlah pelanggan," ujar Yessie.
Dalam industri digital, perangkat memiliki peran yang sentral. Karena dari sinilah akses ke dunia digital dimulai. Bagi produsen global, Indonesia adalah pasar yang menggiurkan karena populasi yang tinggi dan daya beli yang tergolong baik.
Pada sisi lain, brand nasional juga muncul bersaing di pasar yang ketat. Walaupun ada yang tumbang dan ada yang terus eksis bahkan kian membesar. Advan adalah contoh brand nasional yang tergolong sukses di kancah industri mobile. Berkat inovasi dan strategi yang jitu, sukses mengantarkan Advan menjadi brand tablet no 1 di Indonesia. Perolehan tersebut, bahkan mampu menggungguli raihan jajaran merk global dilevel kawasan Asia Pasifik.
Direktur Marketing Advan, Tjandra Lianto mengatakan untuk meningkatkan efisiensi dan tingkat kenyamanan pengguna, pihaknya berupaya untuk terus meningkatkan relevansi produk ditengah kebutuhan konsumen yang kini begitu beragam.
"Advan kini telah memiliki pabrik ponsel yang terletak di Kawasan Industri Candi Semarang dan ini dianggap sebagai pilar kesuksesan menguasai pangsa pasar tablet Asia Pasifik," kata Tjandra.
Melibatkan 900 orang karyawan pabrik, Advan telah berkontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. Penerapan alih teknologi pabrik Advan memiliki dampak yang positif terhadap peningkatan standar kompetensi karyawan ditengah era persaingan pasar bebas.
"Selaku brand teknologi kebanggaan Indonesia, Advan mengambil langkah mengembangkan teknologi tanpa mengesampingkan kemajuan ekonomi nasional. Melalui penanaman modal pada industri, kami berkomitmen mendukung kemajuan teknologi komunikasi Indonesia secara jangka panjang," ujar Tjandra. (sumber)
No comments:
Post a Comment