![]() |
Pria Santri Beringin (Sumber: FB) |
Pengamat politik Pria Santri Beringin meyakini bahwa sosok yang lebih humanis-lah yang dapat bersaing dengan Ahok.
"Semoga ada yang lebih humanis untuk Jakarta," tulis lulusan The University of New South Wales (UNSW), Australia ini di akun Facebooknya beberapa waktu lalu.
Menurutnya, persepsi yang dibangun mengenai kepemimpinan Ahok selama ini, tidak serta merta menjadikannya menjadi calon pemimpin yang terbaik untuk DKI di periode berikutnya.
"Faktanya Ahok memang tidak ramah dengan orang miskin ," jelasnya.
Walaupun begitu, dia menambahkan, bahwa pernyataan tersebut bukan berarti mendukung nama-nama calon penantangnya yang beredar di media belakangan ini. Dia berharap sosok lebih humanis akan segera muncul menantang Ahok.
Penggusuran, menurut dia, atas nama apapun adalah penggusuran. Kalau pembangunan orientasinya adalah hasil, pada tataran ekstrim berarti sama saja dengan menyetujui perang atas nama "demokrasi".
Baca: Walau Bukan Pilihan Ideal, Ahok Diyakini Bakal Menangi Pilkada Jakarta 2017
"Orang Iraq dalam banyak hal tergolong biasa saja, sampai Amerika memerangi Saddam atas nama "biological weapon". Kalau kita gak setuju pembantaian suku Kurdi, bawa pelakunya ke Mahkamah HAM Internasional. Bukan dihancurkan negaranya. Kalau kita setuju orang Perahu Batang harus hidup di tempat yang lebih layak.. ajak pindah, bukan digusur," tambah Santri yang pernah mengenyam pendidikan di salah satu pesantren terbaik, Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Medan, Sumatera Utara ini.
Santri yang mengambil jurusan Pendidikan dan Pembangunan Internasional di UNSW ini menjelaskan bahwa relokasi seharusnya mempertimbangkan mata pencaharian orang yang dipindah.
Baca: Sabri Ritonga Yakin Calon Selain Risma Akan 'Keok' Lawan Ahok
Dalam kasus Aceh, jelas Santri yang berpengalaman di berbagai lembaga sosial masyarakat di provinsi paling barat itu, nelayan, korban tsunami, yang direlokasi ke gunung akhirnya kembali tinggal di tepi pantai karena mereka tidak bisa hidup layak.
"Lalu soal tebang pilih jalur hijau. Ahok tau banyak Mal yang masuk jalur hijau tapi Kalijodo aja yang digusur. Jadi ini ibarat membangunkan si sulung di pagi hari untuk sekolah, tapi si bungsu dibiarkan kesiangan," jelasnya. (adm)
No comments:
Post a Comment