Tobapos -- “Maderasa” adalah sebutan masyarakat di Wamena untuk Madrasah Ibtidaiyah
(MI) Merasugun Asso yang terdapat di kampung Assoyaleget distrik Walesi
kabupaten Jayawijaya Papua. Sekolah yang dibangun pada tahun 1982
tersebut merupakan Madrasah pertama dan satu-satunya di daerah
Pegunungan Tengah Papua.
Para siswanya berasal dari anak-anak muslim Suku Dani yang tersebar di berbagai distrik di Lembah Baliem Wamena, dan beberapa kabupaten pemekaran di sekitarnya. “Maderasa” tersebut berdiri tidak jauh dari SD Katolik Walesi, melangkah bersama demi kemajuan Papua, sekaligus sebagai simbol kerukunan antar umat beragama dalam membangun Papua dan Indonesia.
Para siswa tidak dipungut biaya apa pun, semua peralatan belajar, perlengkapan sekolah, serta kebutuhan hidup sehari-hari digratiskan, bahkan mereka disediakan asrama, yaitu Pesantren Al-Istiqomah Walesi yang memang masih satu komplek dengan “Maderasa” tersebut. Kekurangan fasilitas tidak menyurutkan semangat para siswa yang datang dari perkampungan di atas bukit untuk belajar, sebagian dari mereka juga harus menempuh jarak yang sangat jauh. Para guru aktif mendidik dan memberikan pemahaman untuk kebutuhan hidup terhadap ilmu pengetahuan.
Para siswa juga dibekali berbagai macam keterampilan, guna mencetak siswa yang mempunyai ilmu yang bermanfaat dan akhlak yang bermartabat. (adm)
Para siswanya berasal dari anak-anak muslim Suku Dani yang tersebar di berbagai distrik di Lembah Baliem Wamena, dan beberapa kabupaten pemekaran di sekitarnya. “Maderasa” tersebut berdiri tidak jauh dari SD Katolik Walesi, melangkah bersama demi kemajuan Papua, sekaligus sebagai simbol kerukunan antar umat beragama dalam membangun Papua dan Indonesia.
Para siswa tidak dipungut biaya apa pun, semua peralatan belajar, perlengkapan sekolah, serta kebutuhan hidup sehari-hari digratiskan, bahkan mereka disediakan asrama, yaitu Pesantren Al-Istiqomah Walesi yang memang masih satu komplek dengan “Maderasa” tersebut. Kekurangan fasilitas tidak menyurutkan semangat para siswa yang datang dari perkampungan di atas bukit untuk belajar, sebagian dari mereka juga harus menempuh jarak yang sangat jauh. Para guru aktif mendidik dan memberikan pemahaman untuk kebutuhan hidup terhadap ilmu pengetahuan.
Para siswa juga dibekali berbagai macam keterampilan, guna mencetak siswa yang mempunyai ilmu yang bermanfaat dan akhlak yang bermartabat. (adm)
No comments:
Post a Comment