Tobapos -- Juni Ferry, pria yang selama 12 tahun mengenakan atribut kepolisian lengkap, ternyata seorang Polisi palsu. Kedok pria berusia 49 tahun, warga Jalan Matraman, Jakarta Timur ini, baru terungkap setelah terlibat keributan dengan warga.
Awalnya tak ada yang mengira, Juni adalah Polisi palsu, karena selama ini, ia selalu memakai seragam polisi dengan pangkat Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu). Tak hanya itu, Juni juga melengkapi diri dengan alat komunikasi HT serta sepucuk senjata api mainan.
Tapi, akhirnya baru diketahui, Juni adalah seorang petugas kebersihan alias cleaning service di sebuah klinik kesehatan di wilayah Duren Sawit, Jakarta Timur.
Kepala Polsek Metro Matraman Kompol Suyoto mengatakan, Juni ditangkap saat pulang dari tempat kerjanya di Klinik Pratama Samadi, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur.
“Kejadiannya itu Sabtu kemarin, sekitar jam setengah empat sore, dia cekcok dengan warga,” kata Kompol Suyoto, Selasa (13/09), dikutip dari tribratanews.com.
Menurutnya, Juni yang kala itu menggunakan pakaian dinas Polri lengkap mengendarai sepeda motor memasuki Gang Dadap, Kayu Manis, Matraman, Jakarta Timur. Di depan gang, pelaku melontarkan kata dengan nada keras dan menyuruh orang-orang yang sedang berada di pinggir gang untuk menyingkir.
“Ada salah seorang warga yang enggak terima. Terus terjadi adu mulut,” kata Kompol Suyoto.
Kompol Suyoto menuturkan, dari cekcok itu, beberapa warga mulai terpancing dan berusaha memukuli pelaku yang masuk ke dalam rumah kontrakannya. Mendapat laporan itu, petugas langsung mendatangi lokasi untuk mengecek peristiwa tersebut.
“Awalnya kami mendapat laporan ada Polisi yang mau dipukuli warga,” kata Kompol Suyoto.
Karena menduga Juni merupakan anggota Kepolisian, ia pun dikirim ke Polres Jakarta Timur untuk dilakukan pemeriksaan. “Dari pemeriksaan itu, diketahui pelaku bukan anggota Polri. Selama ini dia hanya menyamar,” kata Kompol Suyoto.
Dari temuan itu, petugas pun langsung melakukan pengecekan di rumah pelaku. Dari dalam kontrakannya, petugas menemukan berbagai atribut yang dibeli di Pasar Senen, Jakarta Pusat.
“Kami menemukan seragam polisi lengkap, pistol korek dan sarungnya, rompi polisi, kartu nama, dan satu bingkai foto editan pengangkatan pangkat pelaku,” ujar Kompol Suyoto
Dari pengakuannya, Juni memakai seragam kepolisian setiap pergi dan pulang kerja dengan tujuan agar warga di sekitar tempat tinggalnya tahu jika Juni merupakan anggota Kepolisian.
Sejauh ini, tidak ditemukan perbuatan yang merugikan orang lain yang diperbuat pelaku dengan atribut tersebut.
“Pengakuannya, jadi Polisi sudah jadi cita-cita pelaku, tapi enggak tercapai. Pakai seragam itu niatnya cuma ingin warga di sekitar rumah tahu kalau dirinya Polisi,” kata Kompol Suyoto.
Selain itu, lanjut Kompol Suyoto, berdasarkan keterangan Juni, tak ada niat dari dirinya untuk melakukan tindak kejahatan. Karena aksi yang dilakukannya hanya ingin terlihat gagah dan berwibawa di mata tetangga.
“Cuma untuk gagah-gagahan saja,” ujar Kompol Suyoto. (adm)
Awalnya tak ada yang mengira, Juni adalah Polisi palsu, karena selama ini, ia selalu memakai seragam polisi dengan pangkat Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu). Tak hanya itu, Juni juga melengkapi diri dengan alat komunikasi HT serta sepucuk senjata api mainan.
Tapi, akhirnya baru diketahui, Juni adalah seorang petugas kebersihan alias cleaning service di sebuah klinik kesehatan di wilayah Duren Sawit, Jakarta Timur.
Kepala Polsek Metro Matraman Kompol Suyoto mengatakan, Juni ditangkap saat pulang dari tempat kerjanya di Klinik Pratama Samadi, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur.
“Kejadiannya itu Sabtu kemarin, sekitar jam setengah empat sore, dia cekcok dengan warga,” kata Kompol Suyoto, Selasa (13/09), dikutip dari tribratanews.com.
Menurutnya, Juni yang kala itu menggunakan pakaian dinas Polri lengkap mengendarai sepeda motor memasuki Gang Dadap, Kayu Manis, Matraman, Jakarta Timur. Di depan gang, pelaku melontarkan kata dengan nada keras dan menyuruh orang-orang yang sedang berada di pinggir gang untuk menyingkir.
“Ada salah seorang warga yang enggak terima. Terus terjadi adu mulut,” kata Kompol Suyoto.
Kompol Suyoto menuturkan, dari cekcok itu, beberapa warga mulai terpancing dan berusaha memukuli pelaku yang masuk ke dalam rumah kontrakannya. Mendapat laporan itu, petugas langsung mendatangi lokasi untuk mengecek peristiwa tersebut.
“Awalnya kami mendapat laporan ada Polisi yang mau dipukuli warga,” kata Kompol Suyoto.
Karena menduga Juni merupakan anggota Kepolisian, ia pun dikirim ke Polres Jakarta Timur untuk dilakukan pemeriksaan. “Dari pemeriksaan itu, diketahui pelaku bukan anggota Polri. Selama ini dia hanya menyamar,” kata Kompol Suyoto.
Dari temuan itu, petugas pun langsung melakukan pengecekan di rumah pelaku. Dari dalam kontrakannya, petugas menemukan berbagai atribut yang dibeli di Pasar Senen, Jakarta Pusat.
“Kami menemukan seragam polisi lengkap, pistol korek dan sarungnya, rompi polisi, kartu nama, dan satu bingkai foto editan pengangkatan pangkat pelaku,” ujar Kompol Suyoto
Dari pengakuannya, Juni memakai seragam kepolisian setiap pergi dan pulang kerja dengan tujuan agar warga di sekitar tempat tinggalnya tahu jika Juni merupakan anggota Kepolisian.
Sejauh ini, tidak ditemukan perbuatan yang merugikan orang lain yang diperbuat pelaku dengan atribut tersebut.
“Pengakuannya, jadi Polisi sudah jadi cita-cita pelaku, tapi enggak tercapai. Pakai seragam itu niatnya cuma ingin warga di sekitar rumah tahu kalau dirinya Polisi,” kata Kompol Suyoto.
Selain itu, lanjut Kompol Suyoto, berdasarkan keterangan Juni, tak ada niat dari dirinya untuk melakukan tindak kejahatan. Karena aksi yang dilakukannya hanya ingin terlihat gagah dan berwibawa di mata tetangga.
“Cuma untuk gagah-gagahan saja,” ujar Kompol Suyoto. (adm)
No comments:
Post a Comment