Tobapos -- Tenaga Kerja Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing dengan negara lain di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini. Potensi besar itu terlihat dari jumlah anak muda Indonesia yang mencapai 60 juta.
Saat ini sebanyak 42 anak muda Indonesia sedang berlaga dalam kompetisi keahlian, ASEAN Skills Competition (ASC) XI di Malaysia. Ajang kompetisi ini memperlombakan 25 kejuruan, dimana para peserta dituntut untuk mengerjakan tugas yang diberikan sesempurna mungkin, sesuai standar kompetensi yang diakui oleh dunia industri internasional.
“Hampir 80 persen peserta Indonesia yang dikirim untuk mengikuti ASC ini adalah lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sebenarnya anak-anak muda lulusan SMK Indonesia sangat berkualitas, untuk level ASEAN, kita mampu berbicara banyak, ” ungkap Khairul Anwar, Direktur Jenderal Pembinaan, Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan saat meninjau peserta ASEAN Skills Competition XI di Malaysian Agro Exposition Park Serdang (MAEPS), Malaysia, Senin (26/9).
Keikutsertaan Indonesia dalam ajang ASC XI di Malaysia sebagai bukti dan komitmen Pemerintah dalam melakukan pembinaan dan peningkatan kompetensi tenaga kerja muda Indonesia. Dimana mayoritas peserta Indonesia yang dikirim adalah hasil dari pendidikan vokasi ataupun melalui tahap pelatihan kejuruan.
“Sebagian besar kontingen Indonesia yang berlaga di ASC ini adalah lulusan berkualitas dari SMK di seluruh Indonesia. Beberapa diantaranya, ada Saridah alumnus SMKN 3 Samarinda berlaga dalam kejuruan Hairdressing, M. Dhio Fadly dan Junito Suroto mewakili Indonesia untuk kejuruan CNC Maintenance serta Ahmad Ramadhani dan Dody Adriansyah alumnus SMKN 1 Batam, peserta termuda Shaldy Ramandani Zein (17) Alumnus SMKN 4 Bandung mewakili Indonesia dalam IT Network,” ungkap Khairul.
Indonesia juga akan mendapat bonus demografi pada tahun 2020-2030, dimana jumlah angkatan kerja usia produktif (15-64 tahun) mencapai sekitar 70 persen dan 30 persen sisanya penduduk yang tidak produktif (usia 14 tahun ke bawah dan usia di atas 65 tahun).
Oleh karena itu, sejalan dengan arahan Presiden Jokowi, maka Pemerintah terus melakukan upaya perbaikan pendidikan dan pelatihan vokasional.
“kita berusaha melakukan beberapa perombakan dalam Balai Latihan Kerja yang kita miliki, sasarannya adalah peserta didik yang berasal dari pelatihan vokasi dapat langsung diserap sebagai tenaga kerja yang memilikii daya saing global,” jelas Khairul.
Khairul menegaskan, kualitas sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia sebenarnya sangat baik. Pihaknya akan terus mengupayakan memberdayakan Balai-balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di daerah sehingga bisa meningkatkan kompetensi dan daya saing tenaga kerja muda Indonesia. (adm)
Saat ini sebanyak 42 anak muda Indonesia sedang berlaga dalam kompetisi keahlian, ASEAN Skills Competition (ASC) XI di Malaysia. Ajang kompetisi ini memperlombakan 25 kejuruan, dimana para peserta dituntut untuk mengerjakan tugas yang diberikan sesempurna mungkin, sesuai standar kompetensi yang diakui oleh dunia industri internasional.
“Hampir 80 persen peserta Indonesia yang dikirim untuk mengikuti ASC ini adalah lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sebenarnya anak-anak muda lulusan SMK Indonesia sangat berkualitas, untuk level ASEAN, kita mampu berbicara banyak, ” ungkap Khairul Anwar, Direktur Jenderal Pembinaan, Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan saat meninjau peserta ASEAN Skills Competition XI di Malaysian Agro Exposition Park Serdang (MAEPS), Malaysia, Senin (26/9).
Keikutsertaan Indonesia dalam ajang ASC XI di Malaysia sebagai bukti dan komitmen Pemerintah dalam melakukan pembinaan dan peningkatan kompetensi tenaga kerja muda Indonesia. Dimana mayoritas peserta Indonesia yang dikirim adalah hasil dari pendidikan vokasi ataupun melalui tahap pelatihan kejuruan.
“Sebagian besar kontingen Indonesia yang berlaga di ASC ini adalah lulusan berkualitas dari SMK di seluruh Indonesia. Beberapa diantaranya, ada Saridah alumnus SMKN 3 Samarinda berlaga dalam kejuruan Hairdressing, M. Dhio Fadly dan Junito Suroto mewakili Indonesia untuk kejuruan CNC Maintenance serta Ahmad Ramadhani dan Dody Adriansyah alumnus SMKN 1 Batam, peserta termuda Shaldy Ramandani Zein (17) Alumnus SMKN 4 Bandung mewakili Indonesia dalam IT Network,” ungkap Khairul.
Indonesia juga akan mendapat bonus demografi pada tahun 2020-2030, dimana jumlah angkatan kerja usia produktif (15-64 tahun) mencapai sekitar 70 persen dan 30 persen sisanya penduduk yang tidak produktif (usia 14 tahun ke bawah dan usia di atas 65 tahun).
Oleh karena itu, sejalan dengan arahan Presiden Jokowi, maka Pemerintah terus melakukan upaya perbaikan pendidikan dan pelatihan vokasional.
“kita berusaha melakukan beberapa perombakan dalam Balai Latihan Kerja yang kita miliki, sasarannya adalah peserta didik yang berasal dari pelatihan vokasi dapat langsung diserap sebagai tenaga kerja yang memilikii daya saing global,” jelas Khairul.
Khairul menegaskan, kualitas sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia sebenarnya sangat baik. Pihaknya akan terus mengupayakan memberdayakan Balai-balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di daerah sehingga bisa meningkatkan kompetensi dan daya saing tenaga kerja muda Indonesia. (adm)
No comments:
Post a Comment