Tobapos -- Enam tahun mondok atau belajar di Pesantren akan membuat santri memahami dan mempraktikkan Bahasa Inggris dan Arab sebagai bahasa kedua.
Namun sering kali, karena sebagian gurunya belum pernah tinggal atau berhubungan langsung dengan native speaker, bahasa campur-campur pun akan muncul.
Bahasa Inggris yang campur-campur Bahasa Indonesia dan begiru juga Bahasa Arabnya.
Fenomena yang sama juga terjadi di Singapura. Negara berpenduduk enam juta ini saat ini lebih menguasai Singlish dari pada Bahasa Inggris yang diakui sebagai bahasa resmi.
Singlish adalah bahasa campuran dialek Tiongkok dan Melayu.
Belakangan pemerintah Singapura ingin menghilangkan Singlish ini. Bagaimana? lihat laporannya di sini. (adm)
Namun sering kali, karena sebagian gurunya belum pernah tinggal atau berhubungan langsung dengan native speaker, bahasa campur-campur pun akan muncul.
Bahasa Inggris yang campur-campur Bahasa Indonesia dan begiru juga Bahasa Arabnya.
Fenomena yang sama juga terjadi di Singapura. Negara berpenduduk enam juta ini saat ini lebih menguasai Singlish dari pada Bahasa Inggris yang diakui sebagai bahasa resmi.
Singlish adalah bahasa campuran dialek Tiongkok dan Melayu.
Belakangan pemerintah Singapura ingin menghilangkan Singlish ini. Bagaimana? lihat laporannya di sini. (adm)
No comments:
Post a Comment