Tobapos -- Salah satu keungggulan Tiongkok dalam pengembangan industri pertahanan mereka adalah dengan membuat sebuah program dikembangkan oleh dua perusahaan yang berbeda.
Jadi, jika salah satu mandek atau 'ngambek' yang lain tetap terus mengembangkan produknya.
Dalam program pengadaan pesawat latih, misalnya, walaupun negara ini telah mempunyai program JL-8 (Karakorum-8/K-8 diproduksi bersama Pakistan) dan L-15 buatan Hongdu Aviation Industry Corporation (HAIG) yang dibuat dengan desain baru, mereka tetap mengembangkan pesawat lawas JL-9 yang dibuat berdasarkan desain-desain pesawat lama.
JL-9 atau FTC-2000 Mountain Eagle (nama ekspornya) adalah pesawat latih tempur ringan bermesin tunggal buatan Guizhou Aircraft Industry Corporation (GAIC) dari Tiongkok. Pesawat ini dikembangkan dari JJ-7 atau MiG-21U Mongol.
JL-9 adalah pesaing langsung dari L-15 untuk kompetisi program pesawat latih canggih generasi lanjut (next-generation advanced trainer aircraft program) untuk AU Tiongkok (PLAAF - People's Liberation Army Air Force).
Saat keduanya, ternyata, berhasil diproduksi massal, Tiongkok mempunyai pilihan yang banyak untuk ekspor ke pembeli di luar negeri.
Tidak seperti Indonesia yang hanya bertumpu di PT DI dalam pengembangan pesawat tempur siluman. Jadi ketika Korea Selatan 'membuat gangguan', Indonesia tidak punya pilihan lain dalam mengembangkan pesawat serupa, alias deadlock. (adm)
Adv: Yuk, Belanja Online di POP Shop
Jadi, jika salah satu mandek atau 'ngambek' yang lain tetap terus mengembangkan produknya.
Dalam program pengadaan pesawat latih, misalnya, walaupun negara ini telah mempunyai program JL-8 (Karakorum-8/K-8 diproduksi bersama Pakistan) dan L-15 buatan Hongdu Aviation Industry Corporation (HAIG) yang dibuat dengan desain baru, mereka tetap mengembangkan pesawat lawas JL-9 yang dibuat berdasarkan desain-desain pesawat lama.
JL-9 atau FTC-2000 Mountain Eagle (nama ekspornya) adalah pesawat latih tempur ringan bermesin tunggal buatan Guizhou Aircraft Industry Corporation (GAIC) dari Tiongkok. Pesawat ini dikembangkan dari JJ-7 atau MiG-21U Mongol.
JL-9 adalah pesaing langsung dari L-15 untuk kompetisi program pesawat latih canggih generasi lanjut (next-generation advanced trainer aircraft program) untuk AU Tiongkok (PLAAF - People's Liberation Army Air Force).
Saat keduanya, ternyata, berhasil diproduksi massal, Tiongkok mempunyai pilihan yang banyak untuk ekspor ke pembeli di luar negeri.
Tidak seperti Indonesia yang hanya bertumpu di PT DI dalam pengembangan pesawat tempur siluman. Jadi ketika Korea Selatan 'membuat gangguan', Indonesia tidak punya pilihan lain dalam mengembangkan pesawat serupa, alias deadlock. (adm)
Adv: Yuk, Belanja Online di POP Shop
No comments:
Post a Comment