Tobapos -- Radikalisasi semakin menguat dalam pemerintahan AS pasca terpilihnya Donald Trump dalam pilpres AS 2016, yang dinilai penuh kecurangan.
Dalam sebuah ucapan selamat dari Partai Republik, Trump disebut dibandingkan dengan Jesus Alaihissalam, Nabi yang lahir di Palestina.
Sontak pernyataan ini menuai beragam kecaman, khususnya di media sosial AS. Di antaranya ada yang menyebutnya sebagai blasphemy.
Tapi ada juga yang membelanya dengan perbedaan tipis pada maknanya.
Dalam kampanye yang lalu, kaum radikal AS ada yang mengartikan bahwa nama Trump mempunyai arti dengan Trumpet yang berarti sangkakala atau telolet yang akan ditiup di Hari Kiamat.
Tiupan sangkakala ini terdapat dalam kitab-kitab agama samawi.
Lihat cuitan di bawah ini (adm)
Adv: Yuk, Belanja Online di POP Shop
Dalam sebuah ucapan selamat dari Partai Republik, Trump disebut dibandingkan dengan Jesus Alaihissalam, Nabi yang lahir di Palestina.
Sontak pernyataan ini menuai beragam kecaman, khususnya di media sosial AS. Di antaranya ada yang menyebutnya sebagai blasphemy.
Tapi ada juga yang membelanya dengan perbedaan tipis pada maknanya.
Dalam kampanye yang lalu, kaum radikal AS ada yang mengartikan bahwa nama Trump mempunyai arti dengan Trumpet yang berarti sangkakala atau telolet yang akan ditiup di Hari Kiamat.
Tiupan sangkakala ini terdapat dalam kitab-kitab agama samawi.
Lihat cuitan di bawah ini (adm)
Sorry, I'm still not seeing how the GOP and @realDonaldTrump's own WH chief of staff weren't comparing Trump to Jesus. Christ isn't "new." pic.twitter.com/eFKCS3ok8B— John Aravosis (@aravosis) 25 Desember 2016
So not only did the GOP blaspheme Christ on Christmas Day by comparing @realDonaldTrump to Jesus, now Team Trump is bearing false witness. https://t.co/Xl5dkLuhj8— John Aravosis (@aravosis) 25 Desember 2016
Adv: Yuk, Belanja Online di POP Shop
No comments:
Post a Comment