Tobapos -- Sebuah penampilan mengagumkan diposting di Youtube dari sebuah tayangan di CCTV, menampilkan persembahan lagu Batak 'Sing Sing So'.
Beberapa lagunya, seperti di bawah ini, dibawakan dengan mencampurkan bahasa Batak dan Mandarin.
Sejarah mencatat, hubungan budaya antara Batak dan Tiongkok sudah berlangsung lama. Barus di abad-abad pertama Masehi sudah berhubungan dengan Tiongkok sebagai jalur perdagangan dunia.
Para pelaut Arab, dalam sejarah, melaporkan bahwa Barus, bagian Barat komunitas Barat di Sumatera, pernah menjadi negara vasal bagi Tiongkok. Sebagai pusat ekonomi beberapa kekuatan berusaha silih berganti menguasai Barus, mulai dari Sriwijaya, Minangkabau dan Aceh.
Laksamana Cheng Ho dilaporkan pernah singgah di pelabuhan Natal, Tapanuli bagian Selatan, sebelum bertolak ke India. (baca)
Dari Timur, kontak antara budaya Batak dan Tiongkok juga terjadi di Porsea dan Simalungun melalui jalur Sungai Asahan dan Kerajaan Deli.
Kini daerah Batak yang meliputi daerah Tapanuli menjadi penghasil dolar bagi investor asal Tiongkok, yang kebanyakan berkecimpung di energi, tambang dan kehutanan/perkebunan.
Konglomerat terkaya Indonesia dari Belawan, Medan, Sukanto Tanoto mempunyai bisnis hasil hutan dan kertas, di Humbang Hasundutan, Tobasa, Tapanuli Utara, Dairi sampai Simalungun melalui PT Toba Pulp Lestasi anak perusahaan PT RAPP. (baca)
Konglomerat Adelin Lis dan keluarga menguasai konsesi hutan dan lahan terluas di Tapanuli Tengah, Sibolga dan Mandailing Natal.
Sementara beberapa konglomerat lainnnya, seperti Martua Sitorus, Robert Budi Hartono & Michael Bambang Hartono menguasai tambang-tambang logam mulia (baca) Batak dan hasil pertanian. (adm)
Adv: Yuk, Belanja Online di POP Shop
Beberapa lagunya, seperti di bawah ini, dibawakan dengan mencampurkan bahasa Batak dan Mandarin.
Sejarah mencatat, hubungan budaya antara Batak dan Tiongkok sudah berlangsung lama. Barus di abad-abad pertama Masehi sudah berhubungan dengan Tiongkok sebagai jalur perdagangan dunia.
Para pelaut Arab, dalam sejarah, melaporkan bahwa Barus, bagian Barat komunitas Barat di Sumatera, pernah menjadi negara vasal bagi Tiongkok. Sebagai pusat ekonomi beberapa kekuatan berusaha silih berganti menguasai Barus, mulai dari Sriwijaya, Minangkabau dan Aceh.
Laksamana Cheng Ho dilaporkan pernah singgah di pelabuhan Natal, Tapanuli bagian Selatan, sebelum bertolak ke India. (baca)
Dari Timur, kontak antara budaya Batak dan Tiongkok juga terjadi di Porsea dan Simalungun melalui jalur Sungai Asahan dan Kerajaan Deli.
Kini daerah Batak yang meliputi daerah Tapanuli menjadi penghasil dolar bagi investor asal Tiongkok, yang kebanyakan berkecimpung di energi, tambang dan kehutanan/perkebunan.
Konglomerat terkaya Indonesia dari Belawan, Medan, Sukanto Tanoto mempunyai bisnis hasil hutan dan kertas, di Humbang Hasundutan, Tobasa, Tapanuli Utara, Dairi sampai Simalungun melalui PT Toba Pulp Lestasi anak perusahaan PT RAPP. (baca)
Konglomerat Adelin Lis dan keluarga menguasai konsesi hutan dan lahan terluas di Tapanuli Tengah, Sibolga dan Mandailing Natal.
Sementara beberapa konglomerat lainnnya, seperti Martua Sitorus, Robert Budi Hartono & Michael Bambang Hartono menguasai tambang-tambang logam mulia (baca) Batak dan hasil pertanian. (adm)
Adv: Yuk, Belanja Online di POP Shop
No comments:
Post a Comment