Tobapos -- Peluncuran roket dari bumi ke luar angkasa adalah proses yang membutuhkan energi sangat besar. Oleh karena itu, untuk mengurangi tarikan gravitasi, umumnya roket meluncur dengan sudut miring. Tapi roket Falcon 9 milik SpaceX memiliki massa yang sangat ringan, sehingga dapat meluncur secara nyaris vertikal.
Ini pencapaian yang hebat, tapi riset dari National Cheng Kung University, Taiwan, menunjukkan bahwa peluncuran Falcon 9 dapat berdampak buruk pada lapisan atmosfer. Roket bersudut vertikal akan memberi hantaman udara lebih besar daripada sudut miring, bahkan menciptakan lubang pada lapisan ionosfer yang penting bagi sistem komunikasi radio.
Salah satu misi roket Falcon 9 pada bulan Agustus 2017 menciptakan lubang berdiameter sekitar 1.500 km di ionosfer. Lubang tersebut kemudian menutup dengan sendirinya setelah tiga jam. Bila metode ala Falcon 9 dilakukan dengan frekuensi tinggi, dikhawatirkan peluncuran roket dapat mengganggu perangkat elektronik seperti smartphone dan GPS di daratan. (sumber/adm)
Adv: Yuk, Belanja Online di POP Shop
Ini pencapaian yang hebat, tapi riset dari National Cheng Kung University, Taiwan, menunjukkan bahwa peluncuran Falcon 9 dapat berdampak buruk pada lapisan atmosfer. Roket bersudut vertikal akan memberi hantaman udara lebih besar daripada sudut miring, bahkan menciptakan lubang pada lapisan ionosfer yang penting bagi sistem komunikasi radio.
Salah satu misi roket Falcon 9 pada bulan Agustus 2017 menciptakan lubang berdiameter sekitar 1.500 km di ionosfer. Lubang tersebut kemudian menutup dengan sendirinya setelah tiga jam. Bila metode ala Falcon 9 dilakukan dengan frekuensi tinggi, dikhawatirkan peluncuran roket dapat mengganggu perangkat elektronik seperti smartphone dan GPS di daratan. (sumber/adm)
Adv: Yuk, Belanja Online di POP Shop
No comments:
Post a Comment