Politik internal Suriah semakin mirip Ethiopia dan Somalia dengan meruncingnya konflik antar sesama pemerintahan yang saling klaim.
Jika di Somalia dan Ethiopia konflik terjadi antar sesama negara bagian atau antara pemerintah federasi dengan negara bagian, maka di Suriah terjadi antar pemerintahan.
Sebagaimana diketahui terdapat empat pemerintahan di Suriah yang mempunyai kepemimpinan setingkat presiden dan perdana menteri.
Selain rejim Bashar Al Assad di Damaskus, terdapat pemerintahan sementara SIG yang dikuasai kalangan oposisi (SNC/SOC) di utara Suriah, pemerintahan penyelamat SG di Idlib dan pemerintahan SDF/SDC/AANES di Timur Suriah.
Dalam perkembangan terakhir, aksi saling embargo terjadi antara pemerintahan Assad dengan SDC/AANES di wilayah kantong masing-masing.
Terdapat wilayah kekuasaan Assad di Qamishli yang menjadi ibukota SDC/AANES. Kantong ini diembargo sebagai balasan embargo kepada wilayah AANES di dekat Aleppo oleh pemerintahan Assad.
Sementara itu wilayah Deir Ezzor yang masuk dalam kekuasaan AANES/SDC juga bergejolak saat terjadi pergantian kepemimpinan lokal. Warga Deir Ezzour menuduh pemerintahan AANES/SDC menunjuka sejumlah pejabat Kurdi non Suriah di wilayah yang seratus persen Arab tersebut.
Ironisnya, sebagian besar pejabat tersebut berasal dari luar yakni Irak dan Turki.
Secara umum, wilayah Deir Ezzour terbagi dua. Bagian utara yang kaya minyak dikuasai SDC/AANES sementara bagian selatan dikuasai oleh rejim Al Assad.
No comments:
Post a Comment