Konflik antara Rusia vs NATO diprediksi tidak akan berakhir di Ukraina.
Meski saat ini pasukan Rusia sedang melakukan reposisi dan rotasi, perseteruan diperkirakan akan berlangsung dan diteruskan ke wilayah lain:
1. Kosovo
Konflik di Kosovo tidak berhubungan langsung dengan Rusia. Namun Serbia masih menganggap daerah ini sebagai wilayahnya.
Padahal Kosovo lebih dahulu merdeka dari Montenegro dan Macedonia Utara dari wilayah Serbia.
2. Bosnia & Herzegovina
Negara Srpska atau Serbia di Bosnia masih belum menginginkan untuk melikuidasi pasukannya sesuai dengan perjanjian damai.
Cita-cita untuk memerdekakan diri untuk merobek-robek wilayah Bosnia masih terus digaungkan.
Apalagi pasukan Srpska masih memiliki kekuatan perang yang cukup kuat.
Duta Besar Rusia di Bosnia sudah secara verbal melarang Bosnia untuk tidak gabung NATO jika tidak ingin bernasib sama dengan Ukraina.
3. Nagorno Karabakh
Di wilayah Azerbaijan ini, entitas Republik Artsakh yang didirikan oleh pemberontak Armenia masih berdiri.
Usai perebutan kembali wilayahnya yang dikuasai sepihak oleh Armenia, Rusia menjadi penengah dengan Turki. Namun Artsakh menjadi lebih kuat dan terus memancing terjadinya konflik.
4. Idlib di Suriah
Kemungkinan besar Rusia akan mengorganisasi serangan bersama rejim Bashar Al Assad ke wilayah Idlib untuk melumat pemerintahan penyelamat Suriah atau SSG Suriah.
Selain untuk merebut kembali Idlib, konflik ini diperkirakan bertujuan untuk meneror para pengungsi Suriah di utara negara itu agar eksodus ke Eropa.
Walau kelihatan tidak berperikemanusiaan, strategi ini dapat menimbulkan krisis pengungsi di Eropa sebagaimana sudah pernah terjadi.
Dalam waktu yang sama Rusia diperkirakan akan mendorong pemerintahan SDC/SDF di Timur Suriah untuk berperang melawan pemerintahan interim yang dikuasai oposisi (SIG/SNC/SOC).
Meski SDF berada dalam pengaruh AS, namun organisasi underbow nya bernama Afrin Liberation Front diperkirakan dapat digerakkan SDF untuk membantu Rusia tanpa harus melibatkan organisasi induk SDF yang berafiliasi dengan PKK Turki.
No comments:
Post a Comment